BANYAK PEMEDEK KECELE
SUASANA di Pura Penataran Sasih, 2 Maret 2016, tidak seperti hari-hari sebelumnya. Sunyi, sepi dan tidak ada aktifitas persembahyangan di jeruan pura. Suara gambelan maupun sayup-sayup kidung dan orang makakawin yang biasanya mewarnai setiap pelaksanaan karya, sama sekali tidak terdengar. Begitulah suasana di Pura Penataran Sasih saat berlangsungnya “Nyepiang Karya”, benar-benar hening.
Pantauan di lapangan, jalan menuju Pura baik dari arah utara maupun selatan ditutup kain putih. Sejumlah pecalang tampak berjaga-jaga di posnya masing-masing. Sementara di jeruan pura tampak pemangku Pura Penataran Sasih. Pemangku Gedong Kaja di jaba tengah, sementara Pemangku Ratu Pande di jaba sisi.
Sekitar pukul 08. 00 wita, sejumlah pemedek dari luar Pejeng mulai berdatangan. Rupanya mereka tidak mengetahui, bahwa hari itu sedang berlangsung “Nyepiang Karya”. Setelah mendapat penjelasan dari pecalang, pemedek tersebut kemudian dipersilakan ngaturan banten dan sembahyang di jaba sisi, persis di depan gerbang gajah. Di situ sudah ada Pemangku Ratu Pande yang siap ngaturan banten para pemedek dari jaba sisi. Tak berselang lama, pemedek dari Buleleng, Tabanan, Manukaya, hingga Basangambu Tampaksiring datang silih berganti. Mereka pun dipersilahkan sembahyang dari jaba sisi.
Suasana seperti itu berlangsung hingga malam hari. Banyak di antara pemedek mengaku tidak tahu kalau hari itu sedang berlangsung nyepiang karya. Padahal informasi tentang nyepiang karya ini sudah disebarluaskan lewat media sosial.
“Kami benar-benar tidak tahuhari ini berlangsung nyepiang karya,” ujar Made Suardana salah seorang pemedek. Hal senada juga disampaikan sejumlah pemedek lainnya. Meski sedikit kecewa, namun para pemedek tersebut tetap bersyukur bisa tangkil ngaturan sembah bhakti walau dari jaba sisi pura. Hingga malam hari, pemedek dari luar terus berdatangan menuju pura. (Dewa Suamba)